Wednesday, September 22, 2010

Belajar Membuat Sinopsis dan Resensi Buku





Oleh: Udi Sukrama

Pada awalnya, saya tidak suka membaca, namun karena salah seorang teman di kos-kosan, yakni Bang Marhum meminta saya untuk membaca dan mengoreksi naskah hasil karyanya untuk ditawarkan ke sebuah penerbit di Jakarta, jadi terpaksalah saya lakukan. Dua minggu kemudian, naskah itu telah ada jawaban, dan ternyata disambut oleh penerbit untuk diproses editing. Selain itu, pihak penerbit meminta agar naskah tersebut dilengkapi dengan sinopsisnya. Aneh memang, biasanya sinopsis dilengkapi setelah buku itu selesai proses penerbitan. “Ah, tidak mengapalah, yang penting naskah ini diterima untuk diproses di penerbitan,” kata temanku itu. Kemudian, ia pun meminta saya untuk membuatkan synopsis naskahnya itu. Saya memahami mengapa ia memberikan pekerjaan itu kepada saya, lantaran ia disibukan dengan membuat tesis S2-nya.
Jujur saja, pada awalnya saya bingung bagaimana cara membuat sinopsis itu, namun sepertinya Bang Marhum tahu jika saya kebingungan membuat sinopsis. Kemudian, ia memberikan sebuah buku tentang penerbitan dan meminta saya untuk mempelajari buku itu. Timbullah pertanyaan dalam kepala saya, mungkinkah saya untuk giat membaca? Apapun itu pertanyaan yang ada di benak saya, saya tetap harus menilainya dari sisi positif.
Dahulu, jujur saya tidak dapat membedakan antara sinopsis dan resensi. Namun, setelah membaca buku tentang penerbitan, barulah ada titik terang dalam benak saya tentang perbedaannya. Dalam buku itu menerangkan bahwa sinopsis menjadi daya tarik utama pada sebuah buku atau tulisan. “Mengapa demikian?” tanyaku dalam hati. Setelah saya pikir-pikir secara sederhana, terkadang buku-buku yang ada di toko dijual dalam keadaan sudah di wraping atau dibungkus dengan plastik sehingga pembaca tidak bisa melihat secara langsung isi buku. Selain, itu juga terkadang pembaca malah menoleh bagian isi buku, tetapi senang membaca sinopsisnya karena di dalam sinopsis tecantum hal-hal yang menarik dalam buku tersebut. Setelah membaca judul tentang sinopsis, saya dapat nyimpulkan bahwa dalam membuat sinopsis buku yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Menuliskan hal hal yang paling menarik dalam buku tersebut secara jelas dan spesifik.
2. Berikan sedikit gambaran manfaat pembaca jika membaca buku tersebut.
3. Tuliskan kelebihan atau daya tarik buku tersebut dibanding buku yang lain.
Selanjutnya, saya melompat membaca bab berikutnya mengenai cara membuat resensi. Di dalam bab dijelaskan bahwa dalam membuat resensi dibutuhkan keterampilan dari si penulis resensi, minimal dia harus memahami tujuan pengarang. Selain itu, dia sendiri juga harus mempunyai tujuan dalam membuat resensi, mengenal selera pembaca, mempunyai pengetahuan luas, menjadi pengamat buku. “Ampun deh, membuat resensi buku saja meski seberat dan serumit itu!” dalam hatiku. Akan tetapi, setelah saya pahami, ternyata menulis resensi itu memberi manfaat bagi penulis resensi sendiri, karena informasi atas buku yang diulasnya bisa menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya. Selain itu, keuntungan yang dapat peroleh dari menulis resensi buku, antara lain: paling tidak, saya mulai bergairah untuk membaca, wawasan dan pengetahuan saya akan bertambah dengan membaca; sekaligus juga dapat mengetahui dan memahami isi buku yang bersangkutan, dapat mempertajam sikap kritis, belajar dan sekaligus dalam rangka mempermahir menulis. Inti dari tema tentang resensi yang saya baca itu bahwa membaca adalah syarat wajib dalam menulis resensi buku. Tentunya mustahil kita dapat menulis resensi tanpa membaca, Membaca buku dengan teliti dan cermat, ternyata berpengaruh pada kualitas resensi.
Dalam buku yang saya baca itu, terdapat inti dalam membuat sebuah resensi, antara lain sebagai berikut.
1. Mencantumkan informasi buku yang diresensi: judul buku, nama penulis, penerbit, tebal, dan tahun terbit.
2. Mentukan judul yang menarik dan provokatif.
3. Membuat ulasan singkat buku berupa ringkasan garis besar isi buku.
4. Memberikan penilaian buku, bisa berisi substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya atau membandingkan dengan buku lain
5. Menonjolkan sisi yang berbeda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
6. Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
7. Mengkoreksi karya resensi. Editing kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran resensi yang telah dihasilkan.
Wah, rupanya sangat rumit juga membuat resensi itu, tidak semudah membaca resensi buku yang telah disajikan si pembuat resensi.
Akhirnya, sinopsis telah selesai saya buat dan langsung saya berikan kepada Bang Marhum. Bang Marhum membaca sinopsis yang saya buat sambil manggut-manggut, terkadang menaikan alis matanya. Ia pun kemudian mengoreksi kalimat yang kurang efektif. Kemudian, ia memberi selembar Rp 20.000,- kepada saya. Ia pun berkata bahwa buku tentang penerbitan tadi agar disimpan di rak buku yang ada di kamar saya. Selain itu, ia berkata masih ada dua buku lagi yang harus saya koreksi dan dibuatkan sinopsisnya. “Alhamdulillah….” Sebenarnya bukan uang yang saya cari, tetapi kesempatan membaca buku baru tanpa harus membeli…he he..he he…Namun, saya tahu bahwa pada dasarnya Bang Marhum memberikan ilmunya secara tidak langsung. Selain itu, mengingatkanku agar gemar membaca, bukan gemar nonton sinetron FTV.he he he he….Thanks, Bang Marhum.

(Memori di kos-kosan sambil mendapat ilmu. 1997)

No comments: