Friday, May 21, 2010

Aku Masih Beruntung





Ketika istirahat kantor, aku sengaja nongkrong di sebuah warung rokok di pinggiran jalan. Di sana, aku langsung memesan kopi dan sebungkus rokok. Meskipun aku tahu, perutku yang lapar ini tidak akan berhenti bernyanyi hanya dengan segelas kopi dan beberapa batang rokok, tetapi permasalahan keluarga, pekerjaan, dan keinginan lain sanggup mengerem rasa laparku.
Sewaktu kuteguk kopi, tak sadar ternyata di sebelahku duduk seorang lelaki tua renta memandangiku yang sedang meneguk kopi. Bibirnya dikulum-kulum seolah-olah merasakan kopi yang kuteguk tadi. Mengetahui hal ini langsung saja aku memesan dan menawarkan segelas kopi dan sebatang rokok kepada kakek itu. Orang tua itu mengucapkan beberapa kali kata terima kasih dan mendoakan agar aku selalu sehat dan sukses. Kemudian, ia bangkit dari duduknya dan menuju sebuah kotak berkaca dan dilengkapi sebuah pikulan. Oh….ternyata orang tua ini penjual Bandros (istilah Bandung=kue pancong istilah Jakarta). Dia membawa empat potong kue bandros kepadaku sebagai ungkapan terima kasih. Saat itu aku berpikir untuk membelinya dan akhirnya aku membeli kue Badros itu. Saat itu, berlinanglah air mata lelaki renta itu. Ia lalu mengucapkan terima kasih dan menceritakan bahwa kue yang dijajakannya baru seorang pembelinya. Kemudian, ia pun mengatakan perjalanan untuk menjajakan kue ini dari rumahnya sekitar 2 kilometer. Sementara keuntungan dari hasil penjualannya jika habis terjual sekitar Rp 12 ribu rupiah. Selanjutnya, ia pun bercerita bahwa dua orang anaknya telah pergi mendahuluinya, kini tinggal ia dan istrinya. Jadi, hanya dialah salah satu tulang punggung untuk mencari nafkah.
Aku terenyuh mendengar kisahnya itu, seorang tua renta yang berjuang mencari keuntungan beberapa dari hasil menjual kue bandrosnya itu menafkahi keluarganya menempuh perjalanan 2 kilometer. Meskipun demikian, ia tetap tegar dan dijalaninya dengan sabar.
Hmmm….kisahnya ini sungguh menjadi kekuatan bagiku untuk menjalani hidup karena permasalahanku ternyata tidak sebanding dengan permasalahan hidup yang dialami kakek tua itu. Akan tetapi, hal mendasar yang perlu digarisbawahi adalah mencari uang Rp 12 ribu rupiah sangat berarti untuk kebutuhan hidup keluarganya harus diperjuangkan dengan menempuh jarak yang jauh, itupun jika kuenya habis terjual. Oh…ternyata aku masih sangat beruntung jika dibanding kan dengan kakek itu.